banner ads banner ads banner ads banner ads

Sabtu, 07 April 2012

Jembatan Gantung Tertinggi di Dunia Memacu Adrenalin

Jembatan gantung Aizhai dibangun untuk menghubungkan Kota Chongqing ke Changsha di Hunan. Foto ini diambil 31 Maret 2012. Mobil-mobil yang berkendara melalui jembatan ini bisa melihat pemandangan Ngarai Dehang. Jembatan ini bisa mempersingkat waktu perjalanan antara dua kota dari beberapa hari menjadi hanya 8 jam. Proyek ini mulai Oktober 2007 dan kini sudah selesai. Penduduk melihat pembukaan jembatan gantung Aizhai di Prefektur Xiangxi Tujia dan Prefektur Otonomi Miao, Provinsi Hunan. Xiangxi Tujia and Miao Autonomous Prefecture, Hunan province. Pejalan kaki juga bisa berjalan di jembatan yang menyala pada malam hari dengan 1888 lampu menggunakan jalur khusus.

Berikut ini Foto dari jembatan gantung tersebut...


Spoiler :

Spoiler :

Spoiler :

Spoiler :

Spoiler :

Spoiler :

sumber

Read more »

Lima Maestro Seni Rupa Indonesia

Belajar lukisan artinya mempelajari sejarah. Itu motivasi kolektor dan kurator ternama Oei Hong Djien saat memilih lima pelukis sebagai maestro seni rupa Indonesia. "Mereka adalah tokoh yang punya kekuatan dan kontribusi yang besar bagi seni rupa modern di Indonesia," kata Oei Hong Djien saat membuka pameran karya lima maestro itu di museum pribadinya di Magelang, 5 April 2012.

Lima maestro dipilih turut berjuang untuk kemerdekaan sambil meletakkan pondasi untuk seni rupa Indonesia. Era mereka berbeda dengan Raden Saleh yang hidup dalam masa kolonial. Lima maestro ini hidup dalam masa pra kemerdekaan, dan terus berkarya saat masa revolusi. Hidup dalam masa peralihan, sejarah Indonesia bisa dilihat dari karya-karya mereka.

Oei menjelaskan, saat ini dunia seni rupa terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi. Dari medium tradisional, seni rupa kini bisa diterapkan dalam aneka medium. "Sedangkan lima maestro ini berkarya secara konvensional, secara ekonomi mereka juga mengalami masa-masa sulit saat miskin dan sengsara," kata OHD.

Dia berharap karya-karya lima maestro ini bisa dinikmati lebih banyak orang melalui pameran di museum pribadinya yang dibuka untuk publik. Koleksinya lebih dari 2000 ribu lukisan yang akan diungkap sedikit demi sedikit. "Seniman Indonesia tak kalah dengan seniman luar," kata dia.


Berikut ini sekilas mengenai lima maestro Indonesia itu seperti dituturkan oleh Oei yang mengenal baik mereka pada masa hidupnya. Masing-masing punya ciri khas sendiri-sendiri.

Hendra Gunawan: Bebas pengaruh asing.

Hendra adalah seniman yang menghabiskan hidupnya di penjara sebagai tahanan politik. Dia dituduh terlibat pemberontakan PKI dan dipenjara selama belasan tahun. Padahal sejatinya Hendra tidak terlibat politik praktis. Dia hanya menjadi anggota Lekra, lembaga kesenian bentukan PKI. Hendra disebut dekat dengan rakyat karena dia melukis masalah keseharian rakyat.

Di penjara Hendra melukis. Hal itu menjadikan dia sebagai pelukis Indonesia yang paling bebas dari pengaruh gaya dan aliran dari luar negeri. "Hendra tidak kena pengaruh dari luar karena selalu berada di penjara. Dia murni pelukis Indonesia," kata OHD.

Lukisan Hendra dikenal karena pemilihan warnanya yang berbeda. Hendra juga dikenal sangat memuliakan wanita. Seiring berjalannya waktu, pilihan warna pada lukisan Hendra menjadi makin cerah.

Meski dipenjara, menurut Oei, Hendra tak dendam. "Dia bahkan melukis potret diri Presiden Soeharto," kata Oei. Sayang lukisan itu belum dapat dipamerkan karena sedang direstorasi. Hendra juga melukis beberapa lukisan mengenai kejadian di lubang buaya, menurut versi yang diceritakan Orde Baru.

Widayat: Picasso Indonesia

Widayat melukis dirinya bersama adik perempuannya
Widayat dijuluki Oei sebagai Picasso Indonesia. Meski demikian, Widayat bukan hanya melukis abstrak. Lukisan pertamanya tahun 1953. Saat itu lukisan Widayat masih beraliran realis.

Tahun-tahun berikutnya lukisan Widayat berubah menjadi abstrak. Widayat banyak terpengaruh Picasso, juga dalam melukis tubuh telanjang. Tapi lukisan telanjang karya Widayat berbeda dengan karya Affandi yang penuh gairah. "Lukisan nude karya Widayat lebih lucu, bernuansa romantik," kata OHD.

Oei menyebut Widayat sebagai Picasso Indonesia karena kreativitasnya. Widayat punya etos kerja tinggi, tak ada satu haripun yang dia lewatkan tanpa melukis. "Karyanya apolitis tapi punya sifat magis," kata Oei.

Affandi: Emosi dalam potret diri

Potret diri Affandi tahun 1960 dan 1961.
Affandi mungkin pelukis paling terkenal dibanding empat maestro lain. Sebagian besar lukisan Affandi bertema potret diri. Meski Affandi hanya satu orang, ternyata lukisan yang dihasilkan selalu berbeda karena moodnya saat melukis tak akan pernah sama. Contohnya, dua lukisan self portrait yang dibuat tahun 1960 dan 1961 tapi sangat berbeda.

Menurut OHD, lukisan merupakan penyaluran jiwa Affandi, dari apa yang ada dalam pikirannya, disalurkan dalam lukisan serta merta. Bahkan, Affandi kadang tak memakai kuas dalam melukis. "Affandi sangat emosional, dia mencurahkan jiwanya melalui subyek yang dilukisnya," kata OHD.

Selain potret diri, Affandi sangat dipengaruhi budaya Bali. Dia banyak melukis barong dan adu ayam. Oei juga punya satu lukisan Affandi yang disebutnya sebagai mahakarya lukisan interior. Lukisan itu menunjukkan interior kelenteng di Jogja dengan warna dominan merah dan hitam.

Lucunya, Affandi adalah satu-satunya pelukis yang pada masa itu memperbolehkan kolektor membeli lukisannya dengan cara dicicil. "Terserah berapa kali, berapa lama. Akibatnya lukisan Affandi paling laku," kata Oei sambil tertawa.

S Sudjojono

Berbanding terbalik dari Hendra, Sudjojono justru politikus Partai Komunis Indonesia tapi tak dipenjara. Padahal Sudjojono menjadi anggota DPR dari Partai Komunis Indonesia karena kelihaiannya berpolitik. Sudjojono lepas dari tuduhan makar karena dia sudah lebih dulu keluar dari keanggotaan PKI karena menikah lagi dengan seorang perempuan.

Sebagai politikus, lukisan Sudjojono juga paling politis. Selalu ada pesan yang dia ingin sampaikan melalui lukisannya. Misalnya, penari topeng menggambarkan ketidakjujuran. Bahkan, kerapkali dia menuliskan tulisan untuk menjelaskan maksud lukisannya. Dalam lukisan berjudul 'Perjuangan belum selesai', Sudjojono menulis "Perdjuangan belum selesai, djalan masih pandjang menuju gerbang kemerdekaan."

Sudjojono adalah pelukis yang intelek. Karyanya diciptakan melalui proses pemikiran dan punya konsep. Tapi dia sering dikritik karena dianggap disusupi ideologi kiri dalam melukis. Tak banyak karya buatan masa revolusi yang tersisa. Hampir 50 karya dibakar Belanda saat kumpeni menyerbu Jogja.

Soedibio: Bapak surealis Indonesia

Lukisan kelam Soedibio.
Tidak tanggung-tanggung, Oei menyebut Soedibio sebagai bapak surealis Indonesia. "Tahun 40-an dia sudah membuat karya surealis, sangat melampaui zamannya," kata Oei.

Sayang, karena persoalan pribadi Soedibio menghilang dari dunia seni rupa selama 15 tahun. Akibatnya, nama Soedibio paling tidak terkenal dibanding yang lain. Karyanya masih dihargai lebih murah daripada beberapa pelukis muda.

Keunikan Soedibio ada pada gaya lukisannya yang berubah dengan drastis sesuai kisah hidupnya. Lukisannya pada zaman revolusi bernuansa kelam dan meununjukkan kekerasan. Dia kemudian menghilang, dan kembali lagi dengan gaya lukisan yang lebih lembut. "Setelah dia muncul, semua kekerasannya hilang. Pada akhir hidupnya, lukisannya menjadi bergaya dekoratif," kata Oei.

Hidup Soedibio melarat. Lukisannya banyak yang dijual untuk menghidupi lima anaknya yang masih kecil. Kini istri Soedibio sudah tak punya satupun lukisan karya almarhum suaminya.

Soedibio meninggal tahun 1981, meninggalkan lima anak. Si bungsu berusia 40 hari dan sulung berusia 9 tahun. "Kalau saya kangen lukisan Bapak, saya pergi ke tempat kolektor untuk melihat karya suami saya," kata istri Soedibio, Saitem, saat menghadiri pameran lima maestro di Magelang.


sumber

Read more »

Wow Telah Ditemukan Fosil Tyrex Berbulu di Cina

Palaeontolog Cina menemukan fosil spesies dinosaurus berbulu raksasa yang diindikasikan mirip fosil Tyrannosaurus rex (Tyrex). Selama ini para ilmuwan purbakala hanya mengetahui beberapa dinosaurus kecil memang memiliki bulu mirip burung, namun tidak pada ukuran sebesar fosil yang ditemukan.
Dalam laporan jurnal Nature menjelaskan sebuah fosil spesies baru tyrannosaurus setinggi 9 meter dan beratnya sekitar 1,5 ton. Laporan ini memberikan bukti langsung dari keberadaan dinosaurus berbulu raksasa.
Jenis Theropoda, yang juga jenis tertua dari Tyrannosaurus rex, memang berukuran 40 kali lebih besar dari dinosaurus berbulu yang dikenal sebelumnya.
Dinosaurus Tyrex berbulu ini diberi nama Yutyrannus Huali. Nama ini adalah kombinasi dari bahasa Latin dan bahasa Mandarin, yang berarti 'Tyrannosaurus Berbulu Indah".
Profesor Palaentolog, Xu Xing dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Palaeoanthropology Beijing mengatakan, spesies baru ini didasarkan pada tiga spesimen yang berhasil diawetkan.
"Bulu-bulu Yutyrannus adalah struktur filamen bulu sederhana," kata Profesor Xu. Jenis bulu ini, jelas Xu, lebih mirip bulu seekor anak ayam. Namun struktur bulu halus tersebut hanya berguna menjaga kehangatan dan tidak berfungsi untuk terbang.
Fosil Yutyrannus yang ditemukan pada sebuah tambang di Provinsi Liaoning, timur laut Cina. Fosil tersebut ditemukan dalam kondisi yang hampir lengkap struktur susunan tulangnya. Diperkirakan Dinosaurus Yutyrannus ini hiduo pada periode Cretaceous antara 130 hingga 125 juta tahun yang lalu.
Paleontolog Dr Eric Roberts dari James Cook University di Queensland, mengatakan kemungkinan bulu tersebut untuk menjaga suhu tubuh di wilayah dingin. "Fosil ini menarik karena termasuk kombinasi fosil  primitif dibandingkan dengan tyrannosaurus lain," kata Cook.
Fosil Dinosaurus ini, jelas Cook, memiliki tiga jari di setiap tangan. Dan apabila dilihat ada pola kemiripan dengan fosil Allosaurus daripada Tyrex.


sumber

Read more »