Kelompok 20 negara maju dan berkembang di forum G-20 menyarankan kepada Uni Eropa agar sedia dana ekstra untuk memerangi krisis utang. Saran ini menjadi tekanan bagi Jerman, yang sebelumnya menentang penyediaan dana siaga yang lebih besar lagi atas solusi krisis utang.
Menurut kantor berita Reuters, saran para anggota G20 itu dikemukakan dalam pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral di Meksiko, Minggu waktu setempat. Bagi mereka, kesediaan Uni Eropa untuk menyediakan dana darurat (bailout) yang lebih besar sangat penting untuk menambah kepercayaan pihak luar, sehingga mereka akan turut membantu melalui Dana Moneter Internasional (IMF).
"Ini akan memberi masukan yang penting dalam pertimbangan kami untuk menggalang sumber daya ke IMF," demikian pernyataan G20. Pertemuan ini dihadiri para pejabat dari Amerika Serikat, China, Inggris, dan sejumlah negara berkembang dan maju lainnya, termasuk Menteri Keuangan Agus Martowardojo dari Indonesia.
Sebagai ekonomi terbesar di Eropa, Jerman mendapat tekanan agar mendukung solusi atas krisis utang di zona pengguna kurs euro (euro zone) dengan setuju menyediakan dana bantuan yang lebih besar lagi. Namun, pemimpin Jerman juga mendapat tekanan politik domestik, karena para pembayar pajak keberatan bila uang mereka tersedot lagi untuk membantu negara-negara tetangga yang bermasalah.
Saran dari G20 ini pun didukung oleh Inggris, yang juga menjadi salah satu ekonomi utama di Eropa namun bukan pengguna euro. "Kita ingin melihat kesanggupan yang lebih besar lagi dari zona euro dalam menyediakan dana. Namun, itu belum terlihat. Maka selama itu belum ada, jangan harap muncul bantuan ekstra dari Inggris atau pihak lain melalui IMF," kata Menteri Keuangan Inggris, George Osborne.
G20 tengah menggalang dana internasional sebesar mendekati US$2 triliun hingga akhir April mendatang. Mobilisasi dana ini untuk mengantisipasi agar ekonomi global tidak lagi terpukul oleh resesi seperti pada 2008 lalu.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar