Sepakbola Inggris pantas berterima kasih dengan Chelsea. Pasalnya, pasukan The Roman's Emperor sukses menjaga tradisi sepakbola Inggris di ajang termegah Benua Biru, Champions League sejak musim 1997/1998.
Sebelum cerita comeback Chelsea di Stamford Bridge, Kamis dini hari WIB, 13 Maret 2012, tradisi sepakbola Inggris yang selalu meloloskan wakilnya ke babak perempatfinal sejak musim 1997/1998 terancam putus. Musim 1997-98 pantas dijadikan indikator karena ditandai dengan penambahan peserta yakni selain juara juga runner up di masing-masing liga di Eropa.
Beruntung Chelsea mampu bangkit dari kekalahan 3-1 saat menyambangi markas Napoli, San Paolo, pada leg 1, Februari lalu. John Terry dan kawan-kawan berhasil membalas Napoli juga dengan skor 3-1 di waktu normal sebelum akhirnya sukses mengantongi tiket ke perempatfinal usai menang 4-1 lewat drama babak perpanjangan waktu.
Di babak pertama, pasukan Roberti Di Matteo unggul 1-0 melalui gol yang dicetak oleh Didier Drogba pada menit ke-28. Memasuki babak kedua, Chelsea berhasil menambah dua gol lagi melalui John Terry (47') dan penalti Frank Lampard (75'). Sedangkan gol tunggal Napoli dicetak Gokhan Inler menit ke-56. Saa itu agregat sama kuat 3-3. Akhirnya, gol Branislav Ivanovic di menit 106 menjadi penentu keberhasilan The Blues melaju ke perempatfinal.
Sejak 1997-98, Inggris tak pernah absen mengutus wakilnya ke perempat final. Sebaliknya, Spanyol pernah absen sekali pada musim 2004-05. Sedangkan wakil Italia absen tiga kali pada musim 2000-01, 2001-02 serta 2008-09. Sementara itu, wakil Jerman juga absen tiga kali pada musim 2002-03, 2003-04 dan 2005-06.
Klub-klub Inggris juga menjadi yang tersukses karena mampu mengutus 32 wakil dari total 120 (26,67 persen). Spanyol berada di posisi 2 dengan 27 wakil, disusul Italia (20), Jerman (16). Tak ada negara lain yang mampu mengutus wakil dengan dobel digit selain keempat negara itu.
Berkah Pemecatan Andre Villas-Boas
Keputusan Roman Abramovich lewat manajemen klubnya untuk memecat Andre Villas-Boas (AVB) tampaknya terbilang tepat. Sebab, performa The Blues justru membaik setelah pelatih asal Portugal itu didepak awal Maret lalu. Tiga kemenangan di tiga ajang berbeda sukses ditoreh The Blues pasca lengsernya AVB.
Beberapa pemain veteran Chelsea macam Frank Lampard, Didier Drogba dan John Terry tampak mulai kembali nyaman bermain di bawah besutan pelatih caretaker asal Italia, Roberto Di Matteo. Pemain-pemain Chelsea kini mulai kompak dan sukes menunjukkan karakter sesungguhnya.
Dan suksesnya Chelsea membalikkan keadaan saat laga kontra Napoli di Stamford Bridge kemarin dapat menjadi bukti sahih jika mental juara Chelsea kini telah kembali. Hal itu juga diakui beberapa pilar The Blues yang tak mampu menutupi kebahagiannya.
"Hasil ini tentu saja sangat hebat. Juga sangat penting karena kami menunjukkan semangat dan keinginan untuk bertahan di kompetisi ini. Kini kami dapat memulai kehidupan baru lagi," kata Lampard dilansir yahoosport.
Hal senada juga diungkapkan sang kapten, John Terry. Sosok sentral di pertahanan The Blues ini juga memuji perubahan yang terjadi pada timnya. "Kami tampil solid, ulet dan bekerja sangat keras. Sangat menyenangkan menyaksikan mereka berjuang sampai akhir. Kami membuktikan punya keinginan kuat dan kebersamaan."
Tak mau ketinggalan, Drogba juga angkat bicara. "Menjadi malam yang penuh kegembiraan karena sebuah kemenangan besar, mengingat kami kalah 1-3 di leg pertama. Kami berusaha keras. Saya sudah lama tak melihat Chelsea bermain di level seperti ini," kata striker asal Pantai Gading itu.
5 Comeback Terbaik di Pentas Benua Biru
Comeback Chelsea di Stamford Bridge kemarin mungkin saja bukan cerita kebangkitan yang paling dramatis. Namun yang jelas, aksi klub London itu sukses melempar kenangan ke masa lalu. Beberapa kisah heroik juga telah sukses ditorehkan beberapa tim yang beraksi di pentas Eropa khususnya Champions League.
Tentu tak salah untuk mencoba merangkum kisah-kisah heroik beberapa klub Eropa tersebut. Barikut ini 5 partai comeback yang pantas disebut sebagai yang terbaik di kompetisi termegah klub-klub Eropa.
1. Liverpool vs AC Milan (Final Champions League 2005)
Liverpool berhasil mengalahkan AC Milan dalam drama adu penalti di partai puncak. Hebatnya, Liverpool berhasil bangkit meski sempat tertinggal 3-0. Tiga gol Milan dicetak Paolo Maldini dan dua gol dari Hernan Crespo. Namun, Liverpool mampu membuat dunia terkejut. Hanya dalam tempo tujuh menit, Liverpool mampu mencetak tiga gol lewat Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso sebelumnya akhirnya laga ditentukan lewat adu penalti. Liverpool akhirnya menang 3-2 dalam drama adu penalti dan sukses mmenjadi juara.
2. Deportivo La Coruna vs AC Milan (Perempatfinal Champions League 2004)
Deportivo meninggalkan San Siro di leg 1 dengan kekalahan telak 4-1`. Saat itu banyak kalangan yang berani memastikan Milan akan lolos ke semifinal. Namun, tidak bagi pemain Deportivo. Bermain di kandangnya Estadio Riazor di leg 2, Deportivo mampu membalikkan keadaan dengan menggulung Milan 4-0 lewat gol Pandiani, Valeron, Luque dan Fran. Namun Deportivo akhirnya disingkirkan FC Porto di babak semifinal.
3. Manchester United vs Bayern Munich (Final Champions League 1999)
Comeback fantastis juga pernah ditorehkan Manchester United. MU sempat tertinggal 0-1 dari Munich lewat gol Mario Basler saat pertandingan baru berjalan enam menit. Keunggulan FC Hollywood ini bertahan hingga memasuki masa injury time. Kubu Munich siap menggelar pesta. Namun, MU mampu bangkit setelah mencetak dua gol di masa kritis. Gol Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer di masa injury time akhirnya membawa MU sebagai juara.
4. Manchester United vs Real Madrid (Perempatfinal Champions League 2003)
Meski Manchester United akhirnya harus gagal melaju ke babak semifinal karena kalah agregat, namun pasukan Sir Alex Ferguson tetap pantas diacungi jempol. Dengan kekalahan 3-1 di Santiago Bernabeu pada leg 1, MU juga mengawali pertandingan leg 2 di Old Trafford dengan lebih dulu tertinggal 2-3. Ferguson lalu memasukan David Beckham di sisa waktu pertandingan. Hasilnya, MU berhasil berbalik unggul 4-3 lewat dua gol Beckham. Sayang MU harus tetap tersingkir.
5. AS Monaco vs Real Madrid (Perempatfinal Champions League, 2004)
Setelah menang di Santiago Bernabeu pada leg 1 dengan skor 4-2, Real Madrid tampak pede saat giliran menyambangi markas AS Monaco. Bahkan Madrid mampu merubah agregat 5-2 lewat gol Raul di menit 36. Namun dua gol dari Ludovic Giuly dan satu gol dari Fernando Morientes akhirnya membuat Monaco menang 3-1. Klub Prancis itu akhirnya lolos ke semifinal dengan keunggulan jumlah gol tandang.
sumber