“ADUH, kulit bayiku sensitif sekali. Padahal aku sudah pakai sabun merek terkenal loh,” tutur Christin.
Inilah yang sering diucapkan para ibu ketika mereka mengeluhkan kulit bayinya yang iritasi akibat produk kosmetik untuk si kecil. Kulit bayi dan orang dewasa tentulah tidak sama. Kulit bayi lebih tipis, lebih rentan iritasi dan memiliki kadar minyak yang lebih rendah (less oily).
“Kulit bayi juga menghasilkan lebih sedikit melanin (pigmen yang menentukan warna kulit) serta lebih rentan terhadap bakteri dan bahan-bahan berbahaya pada lingkungan. Bayi menghasilkan keringat yang lebih sedikit dibanding orang dewasa sehingga bayi lebih sulit mempertahankan suhu tubuhnya. Sebaliknya, kulit bayi lebih jarang bereaksi terhadap alergen,” ujar dr. Liza Fitria, SpA.
Fungsi Kulit
Kulit merupakan pembungkus terluar dari tubuh manusia dan merupakan organ terbesar dari sistem integumen, yakni sistem yang melindungi tubuh dari kerusakan.
Fungsi kulit amat banyak, antara lain melindungi dari mikroorganisme penyebab infeksi, insulasi, mengatur suhu tubuh, penerima rangsang atau sensasi dan sitensis vitamin D. Pada kulit manusia juga terdapat melanosit, kelenjar keringat, pembuluh darah dan ujung serabut saraf.
Penyakit Kulit
Salah satu penyakit kulit yang paling sering terjadi pada bayi adalah dermatitis atopi atau lebih dikenal dengan eksim susu. Penyebabnya dapat berasal dari dalam tubuh maupun dari lingkungan di sekitar bayi.
Kelainan ini menyebabkan rasa gatal dalam derajat yang berbeda-beda sehingga sering menyebabkan bayi gelisah dan sulit tidur. “Pada kelainan ini, kulit bayi cenderung menjadi kering dan mudah mengalami iritasi akibat kontak dengan berbagai zat kimia seperti sabun maupun bahan lain seperti pakaian,” tutur Liza.
Selain itu, masalah kulit lain yang sering dijumpai pada bayi adalah ruam popok. Penyakit ini timbul akibat adanya kontak alami antara kulit dengan air seni maupun tinja/feses pada popok. “Kelainan ini lebih sering timbul pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai (disposable diapers) karena seringkali orangtua atau pengasuh tidak mengetahui bahwa bayi telah buang air besar atau kemih,” lanjut Liza.
Cara Merawat Kulit Bayi Sensitif
Nah, pemakaian produk-produk kosmetik untuk bayi seperti krim, sabun, sampo, dan popok yang salah dapat pula menyebabkan kulit bayi menjadi sensitif.
Liza menjelaskan bahwa secara umum, perawatan kulit bayi sehari-hari dilakukan dengan memandikan bayi dan mengganti popok atau bajunya. Selain untuk menjaga kebersihan kulit, perawatan kulit bayi juga bertujuan untuk mempertahankan fungsi kulit sebagai pelindung dan mencegah iritasi.
Dalam praktik sehari-hari, perawatan kulit bayi ini dilakukan dengan menggunakan berbagai kosmetik seperti sabun dan sampo sebagai pembersih, baby lotion dan baby oil sebagai pelembab, bedak, dan lain-lain.
“Perlu diingat, bahwa kosmetik untuk bayi dan anak bukanlah ditujukan untuk dekorasi melainkan untuk memelihara kesehatan kulitnya,” tambah Liza.
Sabun, Pilih yang Hipoalergenik
Sudah tentu Moms tidak ingin kulit bayinya yang halus dan lembut mengalami masalah kulit seperti eksim susu atau kulit yang mengelupas, bukan?
Oleh karena itu, sangat diwajibkan kepada para Moms untuk lebih bijak dalam memilih produk kosmetik bayi, terutama sabun.
Produk kosmetik ini paling sering digunakan karena berfungsi sebagai pembersih. Sabun umumnya bersifat alkalis dengan pH (keasaman) 8 - 9, sedangkan pH kulit adalah 4,5 - 5.
Kondisi alkalis ini dapat menyebabkan kulit menjadi kering sehingga sering ditambahkan lemak dari minyak zaitun atau minyak kelapa ke dalam produk sabun.
Liza menganjurkan untuk bayi dengan kulit sensitif, sebaiknya menggunakan sabun dengan keasaman yang mendekati pH kulit, namun biasanya produk ini harganya lebih mahal dibanding sabun biasa.
“Sebaiknya pilihlah sabun yang hipoalergenik karena produk ini lebih jarang menyebabkan alergi. Sabun antiseptik sebaiknya tidak digunakan untuk membersihkan tubuh bayi, karena beberapa bahan dalam sabun antiseptik seperti sulfur/belerang dapat menyebabkan kulit kering dan menimbulkan rasa gatal,” anjur Liza.
Sampo, 2 – 3 Kali Sepekan
Selain sabun badan, produk kosmetik lain yang sering dipakai adalah sampo, yakni sabun cair untuk membersihkan rambut dan kulit kepala.
Ingat, pilih sampo khusus untuk bayi yang tidak pedih di mata. Umumnya, sampo khusus bayi memiliki keasaman yang mendekati pH air mata, sehingga tidak perih bila mengenai mata bayi.
“Selain itu, sampo bayi juga mengandung bahan pengental yang tujuannya agar cairan sampo tidak mudah masuk ke mata,” jelas Liza.
Tak lupa ia menyarankan, penggunaan sampo tidak usah dilakukan setiap kali bayi mandi, melainkan cukup 2 – 3 kali per minggu.
Pelembap, Jangan Berlebihan!
Untuk menjaga kelembapan kulit bayi, biasanya digunakan baby lotion, baby cream atau baby oil, utamanya bila bayi tinggal di negara beriklim dingin.
Mengingat Indonesia adalah negara tropis, sebaiknya pemakaian pelembab pada bayi tidak berlebihan karena bisa menyumbat pori-pori kulit dan menimbulkan ruam.
Pilihlah pelembap dengan kandungan bahan alami yang tidak mengandung alkohol, ringan, lembut dan aman untuk kulit sensitif. Gunakan sesuai kebutuhan atau saat kulit bayi terasa kering.
Agar tidak salah memilih, konsultasikan pada dokter jenis pelembap yang cocok untuk kulit sensitif bayi Anda.
Minyak Telon/Kayu Putih, Tak Wajib!
Bisa dibilang, menghangatkan badan bayi memakai minyak telon/kayu putih sudah menjadi tradisi sebagian masyarakat Indonesia. Minyak berbahan dasar tradisional ini sering digunakan sehabis bayi mandi atau pada malam hari menjelang tidur. Sebenarnya, ini tak wajib dilakukan!
Pada beberapa bayi – utamanya bayi dengan kulit sensitif - pemakaian minyak telon/kayu putih justru membuat kulit menjadi iritasi. Karena itu, bila mendapatkan kulit bayi memerah setelah menggunakan minyak tersebut, sebaiknya segera hentikan.
“Masih ada cara lain untuk menghangatkan tubuh bayi setelah mandi, yakni gunakan sarung tangan dan kaos kaki,” tutur Liza.
Bedak, Daerah Lipatan Saja
Bedak bayi juga sering digunakan setelah mandi. Namun perlu diperhatikan, bedak hanya digunakan pada daerah lipatan kulit – siku atau lutut –agar menyerap keringat dan menghindari gesekan kulit. Usapkan bedak secara tipis dan merata pada lipatan kulit yang telah kering. Tak perlu membedaki daerah pantat, lipatan paha, apalagi kemaluan bayi!
Selain itu, Liza mengingatkan “hendaknya orangtua mengetahui bahwa pemakaian bedak mempunyai risiko terhirupnya bedak oleh bayi. Oleh karena itu, pemberian bedak sebaiknya dilakukan dengan hati-hati.”
Bila ingin memberi bedak pada bayi, pilihlah bedak bayi yang bebas talk, dan gunakan bedak padat untuk mengurangi kemungkinan terhirup oleh bayi.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar