banner ads banner ads banner ads banner ads

Minggu, 11 Maret 2012

Fenomena Punk

Segerombol pemuda dengan rambut acak-acakan berdiri menjulang bak seorang Indian mohican dengan fashionnya yang khas tampak asyik bercengkerama bersama di sebuah pinggir jalan. Mereka seakan acuh pada orang sekitar yang melihatnya dan tak sedikit yang takut untuk melewati jalan tersebut.
Banyak orang yang selalu menafsirkan punk adalah hal yang negatif yang lantas menjadi stigma pada setiap orang. Namun di balik keseraman pakaian dan gaya mereka, sebenarnya sama saja dengan orang lainnya. Lantas apa punk itu dan kenapa orang selalu mengkonotasikan negatif?
Era 70an bisa dikatakan sebagai tonggak berdirinya punk, namun istilah punk tersebut belum tercetus pada mereka. Kemuakan mereka pada keglamoran serta komersilnya musik rock di era tersebut membuat para pemuda ini mencari tandingan sendiri. Di sinilah secara berbarengan etos DIY (Do It Yourself) muncul. Mereka memainkan musik sesuai dengan keinginan, merekam serta mendistribusikannya.
Awalnya punk sama saja dengan musik rock di tahun 70an, namun mereka menggeber musiknya 2 kali lebih cepat dan berisik. Ramones menjadi salah satu band pelopor dalam menggeber musik rock yang sangat cepat. Istilah punk sendiri saat itu belum ada, dan musik Ramones dengan cepat menyebar ke seluruh daratan Amerika karena keunikannya dan menjadi pembicaraan setiap orang yang dibuat bingung atas apa yang telah mereka lihat dan dengar.
Bak wabah, musik Ramones pun cepat menjalar bahkan hingga ke daratan Inggris. Dari negara inilah muncul sebuah band fenomenal bernama Sex Pistols yang terinspirasi dengan musik Ramones. Namun Sex Pistols lebih komplek baik dari segi musik serta dandanan.
Di sinilah istilah punk atau punk rock pun muncul sebagai penanda bahwa musik yang mereka mainkan berbeda dari rock kala itu. Dandanan yang tabrak warna serta keluar dari pakem fashion membuat para fashionista terbelalak. Bagi mereka ini suatu deklarasi anti-fashion yang merupakan salah satu pergerakan dalam punk. Selain itu lirik Sex Pistols yang secara gamblang menyoroti pemerintahan Inggris kala itu.
Ramones dan Sex Pistols berhasil mengguncangkan dunia kala itu, yang kemudian disambut oleh pemuda lainnya yang memiliki ide serupa dalam bermusik,. Tak butuh waktu lama di seluruh Inggris hingga berbagai negara di belahan dunia pun terinfeksi punk.
Semua pun merasakan dan menyuarakan hal yang sama, kemuakan terhadap pemerintahan dengan aturan dunia barunya yang banyak mengorbankan mereka yang seharusnya membutuhkan, kejahatan pemerintah yang tak pernah terungkap, muak kepada kaum glamor yang menghambur-hamburkan uangnya sementara di lain pihak banyak yang menderita. Banyak ethic ataupun threat dalam punk, seperti feminisme, anarkis dan masih banyak lagi.
Keunikan punk yang di luar pakem membuat para pemuda menyukainya dan mengikuti gayanya. Namun para orang tua pun takut dengan gaya hidup seperti ini. Sama halnya dengan pemerintah, bagi mereka punk menjadi sebuah ancaman yang akhirnya sering mengkambing-hitamkan punk kepada hal negatif agar tersudutkan.
Pun begitu setiap tahunnya banyak mereka yang terjun ke dalam punk. Hingga saat ini punk terus ada seiring zaman. Mereka bertahan dengan apa yang mereka yakini.
Gelombang punk seakan tak terbendung lagi sejak Ramones dan Sex Pistols berhasil menarik perhatian dunia. Banyak band-band baru pun bermunculan dengan karakter sound yang berbeda.
Mereka menerapkan etis DIY (Do It Yourself) dimana mereka merilis serta mendistribusikan rekaman mereka tanpa harus menunggu label besar yang menaungi. Bagi mereka ini adalah luapan ekspresi karya tanpa mempedulikan sensor.
Setelah Inggris dilanda deman punk, Amerika pun seakan terjangkiti. Banyak band punk bermunculan, meski akarnya sendiri berasal dari negeri Paman Sam. Band-band seperti Circle Jerks, Dead Kennedys, Reagan Youth, Black Flag dan lainnya menyebarkan kemuakannya di era tersebut.
CBGB sebuah bar atau klub yang dulunya dipakai untuk musik country kini menjadi tongkrongan anak punk. Show musik punk pun sering digelar di sini. Tercatat banyak sekali band legendaris yang pernah merasakan panasnya serta pesingnya gedung keramat yang saat ini sudah dipugar.
Di Amerika generasi kedua punk lebih mencuat daripada generasi pertama. Band seperti Rancid, Green Day, The Off Spring dan banyak lagi menjadi perhatian para remaja di dunia.
Selain musik dan lirik, fashion juga menjadi sorotan oleh banyak orang. Bagi kebanyakan orang awam, dandanan mereka tak layak dan urakan. Namun lifestyle seperti ini di dalam punk sendiri adalah anti-fashion yang harus serba rapi dan lainnya.
Namun seiring zaman, fashion punk kian diminati oleh para remaja. Bahkan karena ledakan punk yang begitu besar membuat industri mainstream ikut merasakan euforia punk. Mereka mendandani artisnya bak band punk namun dalam konteks yang lebih lumrah.
Banyak yang menganggap etik anti-fashion dalam punk sudah luntur karena banyak orang yang mengcopy dan menjadikannya bagian budaya pop. Pun begitu bagi sebagian orang yang 'asli' masih menjalankannya, punk masih tetap seperti dulu dan akan selalu berhadapan dengan zaman.


sumber

0 komentar:

Posting Komentar