Pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April mendatang. Mampukah TNI dan Polri mengurus ketenangan umum dari gejolak massa rakyat yang bersikap keras hendak menolak kenaikan BBM?
Di sela rencana dinaikkannya harga BBM, akhir-akhir ini, Partai Demokrat sedang mendapat sorotan hangat. Korupsi yang melibatkan bendahara partai itu, Muhammad Nazaruddin, mulai menyeret satu per satu kader partai.
Dulu, kalau saja Anda mau tahu, sempat muncul anekdot yang mengawali lahirnya parpol berlambang bintang merkuri. Demokrat konon diduga cabang dari Partai Demokrat di Amerika Serikat. Tapi ternyata sampai saat ini belum ditemukan kaitan antara keduanya.
Parpol yang berdiri pada 9 September 2001 itu membawa naik figur Susilo Bambang Yudhoyono. Tepat setelah dia mengundurkan diri sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dari Kabinet Gotong-Royong di era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI.
Semula didirikannya Partai Demokrat disinyalir tidak lepas dari keinginan membawa SBY menjadi Presiden. Sembari mengimbuhkan sedikit nuansa pribadi dari brand-image politis tentang kiprah pasangan suami-istri SBY-Kristiani Herrawati.
Kendati hingga kini belum diketahui apa peranan penting istrinya di dalam parpol itu, pada kurun waktu sejak turunnya SBY dari kursi Menkopolkam sampai deklarasi pencalonan sebagai kandidat Presiden RI 2004-2009, kemesraan mereka berdua diumbar begitu meriah kepada publik sebagai pasangan ideal.
Saat itu, ada juga pasangan suami-istri yang sama-sama berkiprah di panggung politik dan banyak dipanut jadi model ideal, yakni Taufik Kiemas-Megawati Soekarnoputri. Kesannya, TK-Mega tampak lebih kawakan ketimbang SBY-Ani.
Seperti diketahui, SBY mundur dari Kabinet Gotong-Royong sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada 2004 dengan alasan Ibu Mega sudah tidak percaya lagi kepada dia. Opini publik segera berkembang, konon katanya, Menteri dizalimi sang Presiden.
Sebelumnya, di tahun 2001, SBY juga mundur dari kursi Menkopolkam pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah dua kali pengunduran dirinya dari jabatan Menteri, SBY tampil sebagai dua kali Presiden, 2004-2009 dan 2009-2014.
Kata orang, image Partai Demokrat tidak lepas dari figur SBY. Sekarang, kita lihat, apakah SBY berhasil membersihkan nama parpol - yang barangkali memang bukan cabang dari sebuah partai bernama sama di Amerika Serikat - dari nuansa sebagai sarang skandal korupsi Wisma Atlet di Palembang menjelang dia turun panggung dari kursinya sebagai orang nomor satu di Republik ini.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar