Organ kelamin perempuan diketahui memiliki beberapa jenis bakteri. Tapi analisis baru-baru ini mengungkapkan bahwa bakteri yang hidup normal di vagina berbeda-beda pada setiap perempuan.
Studi analisis yang dilaporkan di jurnal Science Translational Medicine menemukan bakteri yang hidup di tiap vagina perempuan berbeda-beda dan bisa berubah secara drastis dalam kurun waktu yang singkat pada perempuan yang sama.
Hasil dari studi ini mungkin bisa mengubah standar dalam mendiagnosis dan juga pengobatan untuk infeksi vagina yang saat ini berlaku di dokter obstetri dan ginekologi.
"Hal ini tentu mengubah diagnosis, pengobatan dan pencegahan vaginosis (infeksi bakteri pada vagina)," ujar Stephen Dewhurst, ketua mikrobiologi dan imunologi di University of Rochester Medical Center, New York, seperti dikutip dari HealthDay.
Dewhurst menuturkan salah satu pengaruh dari hasil ini antara lain membuat vaginosis menjadi jauh lebih sulit untuk didiagnosa, terutama jika bakteri di vagina berubah seiring berjalannya waktu.
"Pada beberapa orang pengobatan bisa bekerja dengan sangat baik, sementara yang lainnya gagal. Sekarang kami tahu bahwa tidak semua perempuan bisa diperlakukan sama," ujar Jacques Ravel, profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Maryland School of Medicine, Baltimore.
Dalam studi sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi 5 komunitas mikroba dasar di dalam vagina, dan komunitas mikroba ini cenderung bervariasi menurut etnis. Mikroba ini sangat penting dalam melindungi perempuan dari infeksi. Tapi jika salah satu bakteri berkembang dan mendominasi justru meningkatkan risiko infeksi.
Perubahan komunitas bakteri cenderung berdasarkan tingkat estrogen di berbagai titik dalam siklus menstruasi, komposisi tertentu dari bakteri, aktivitas seksualnya, makanan yang dikonsumsi serta lingkungan tempat ia tinggal.
Mikroba yang berfluktuasi secara teratur bisa membuat perempuan lebih rentan terhadap infeksi, dan bakteri vaginosis diketahui terkait dengan penularan HIV serta penyakit menular seksual lainnya, karenanya hal ini bisa menjadi faktor risiko yang signifikan.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar