Sering-sering berpikir tentang kematian tidak selalu berarti sedang depresi. Kecenderungan ini juga bisa menandakan bahwa seseorang punya peluang untuk berumur panjang, seperti yang terungkap dalam beberapa penelitian selama ini.
Salah satu penelitian yang mengungkap hal itu pernah dipublikasikan dalam jurnal Personality and Social Psychology Review.
Menurut penelitian ini, seseorang cenderung lebih panjang umur dan terjaga kesehatannya jika sering merenung atau memikirkan kematian.
Alasannya cukup sederhana, yakni saat merenungkan kematian maka secara tidak sadar otak akan semakin menghargai hidup.
Akibatnya otak secara otomatis akan tergerak untuk menyusun rencana-rencana tertentu yang bertujuan untuk menghindari datangnya kematian.
"Proses ini bisa memotivasi kita untuk lebih rajin olahraga, mengurangi makanan tidak sehat, menggunakan tabir surya saat berjemur, memakai sabuk pengaman saat berkendara dan menyetir dengan lebih hati-hati," kata Prof Kenneth Vail dari University of Missoury yang melakukan penleitian itu seperti dikutip dari MensHealth.com.
Tidak hanya membuat gaya hidup seseorang menjadi lebih sehat, sering-sering memikirkan tentang kematian juga membuat orang cenderung lebih banyak melakukan hal-hal positif. Bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan mentalnya sendiri, perilaku ini juga menguntungkan orang lain.
Hal ini terbukti pada orang-orang yang tinggal di dekat pemakaman. Makin dekat dengan pemakaman, makin sering pula orang-orang tersebut memikirkan kematian meski tanpa disengaja, misalnya saat tiba-tiba memandangi deretan nisan di samping rumahnya.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Personality and Social Psychology Bulletin tahun 2008 membuktikan teori tersebut.
Orang-orang yang setiap hari berjalan kaki melewati pemakaman biasanya lebih murah hati serta suka menolong dibandingkan yang tinggal jauh dari pemakaman.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar