Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ibu hamil yang bekerja lebih dari
25 jam perminggunya cenderung memiliki bayi yang lebih kecil. Berat
bayinya hanya berkisar 2 kilogram, artinya ini cenderung di bawah
rata-rata bayi yang baru lahir.
Peneliti juga menemukan hubungan antara lamanya wanita hamil yang
berdiri saat bekerja dengan ukuran bayinya ketika lahir. Dilansir dari Dailymail, pada
umumnya wanita yang lebih sering berdiri saat bekerja, seperti
mengajar atau menjual barang, lebih mungkin memiliki anak dengan ukuran
kecil.
Salah satu penjelasannya adalah pekerjaan yang menuntut fisik dapat
mengurangi aliran darah ke plasenta. Sehingga ini juga berimbas pada
pembatasan jumlah nutrisi dan oksigen yang mengalir ke janin.
Para ahli belum menemukan mengapa lamanya waktu kerja di kantor akan
memberikan efek yang sama. Mereka menduga salah satu penyebabnya karena
stres.
Meskipun ukurannya lebih kecil, bukan berarti sang bayi tidak dalam
kondisi yang sehat. Namun mereka juga memiliki resiko yang lebih tinggi
terkait masalah pernapasan, kelainan jantung dan kondisi yang
mempengaruhi pencernaannya.
Para ahli juga membuktikan bahwa, bayi tersebut juga memiliki resiko
lebih tinggi pada masalah perkembangannya dan kesulitan untuk
mempelajari sesuatu di kemudian hari.
Para peneliti dari Pusat Medis di Universitas di Rotterdam, Belanda
mensurvei 4680 ibu hamil yang tengah hamil 30 minggu. Mereka ditanya
tentang berapa jam bekerja perminggunya dan seberapa sering mereka
menghabiskannya dengan berdiri.
Hasilnya, mereka yang bekerja lebih dari 25 jam seminggu memiliki bayi
dengan berat sekitar 1,48 - 1,98 kg. Serta lingkar kepala hampir 1 cm
lebih pendek. Hasil tersebut sama dengan wanita hamil yang menghabiskan
waktu bekerja sambil berdiri, selama kehamilannya. Tentu saja ini
kurang dari rata-rata yang seharusnya.
Para penulis studi dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menyampaikan bahwa perusahaan harus lebih banyak membuat wanita hamil dapat bekerja senyaman mungkin.
"Mengoptimalkan lingkungan kerja sangatlah penting sejak para perempuan
pada usia reproduksi dalam angkatan kerja semakin meningkat," ujar
para peneliti.
Mereka menyebutkan bahwa langkah pencegahannya adalah mengurangi waktu
bekerja mereka, misalnya ada pergantian jam kerja, berdiri, mengangkat
barang yang berat atau mengurangi kebisingan. Hal ini telah terbukti
bisa mengurangi resiko kelahiran yang merugikan.
Dr Jenny Myers, dari Pusat Penelitian Ibu dan janin di Universitas
Manchester Kesehatan mengatakan, "Efek yang diamati tidak cukup
meningkat secara dramatis pada terbatasnya sejumlah pertumbuhan bayi,
tapi ini tidak diketahui apakah ada perubahan yang akan terjadi secara
signifikan dalam jangka panjang.”
sumber
0 komentar:
Posting Komentar