banner ads banner ads banner ads banner ads

Sabtu, 30 Juni 2012

Menelusuri Keindahan Goa Pindul

No pain, no gain. Prinsip banyak hal yang menyiratkan, tak ada kesenangan tanpa perjuangan. Prinsip yang sama rasanya tepat untuk menggambarkan sensasi berwisata ke Goa Pindul di Desa Bejiharjo, Yogyakarta.

Perjalanan ke Goa Pindul membutuhkan waktu sekira dua jam dengan mobil. Perjalanannya bukan lurus saja, tapi berkelok-kelok karena goa ini terletak di Dusun Gelaran Satu, Bejiharjo, Wonosari.

Goa Pindul adalah tempat wisata yang tidak biasa karena menawarkan pengalaman menikmati keindahan stalagmit dan stalagtit dengan cara cave tubing, yakni menyusuri goa dengan menumpang ban karet yang dihanyutkan. Objek wisata yang dibuka pada 2010 ini merupakan aliran sungai dari mata air Gedong Tujuh yang tidak pernah kering, sekalipun di musim kemarau.

Sebelum memulai penelusuran, Anda harus mendaftar dahulu di Sekretariat Desa Wisata Bejiharjo (Dewa Bejo). Di dekat pintu sekretariat terpampang puluhan foto wisatawan yang pernah datang. Terselip foto Menteri BUMN Dahlan Iskan, saat cave tubing di goa ini beberapa bulan lalu. Anda cukup membayar Rp30 ribu untuk merasakan pengalaman cave tubing di Goa Pindul, sudah termasuk ban karet, jaket pelampung, dan sepatu karet.

Bila Anda tidak membawa baju ganti, ada Koperasi Dewa Bejo yang menjual kebutuhan, mulai dari celana legging, celana pendek, kaos, celana dalam, kaos kaki, dan sebagainya, untuk pria dan wanita. Bila sudah berganti baju, Anda akan diajak menuju titik awal penelusuran, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekira lima menit. Bawa juga ban karet yang akan Anda gunakan.

Sebelum memulai penelusuran, pemandu tur memberikan pengarahan mengenai cave tubing. Bila ingin bertanya lebih lanjut, sang pemandu yang memang berasal dari daerah setempat pasti akan mampu menjawabnya.

Satu per satu perahu karet mulai diturunkan. Nyes! Dinginnya air mulai menyentuh tubuh bagian bawah. Wisatawan akan dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari lima orang sementara pemandu berada di depan sambil memegang senter untuk menjelaskan pemandangan dalam goa.

Di mulut gua, keindahan stalagmit Goa Pindul yang merupakan singkatan dari “pipi kebendhul (terbentur)” mulai tampak. Masing-masing memiliki nama berbeda sesuai ciri khasnya. Ada stalagmit yang bila dipukul mengeluarkan bunyi instrumen gamelan, hingga dinamakan batu gamelan. Bila mendongak ke atas, tampaklah kelelawar.

Masuk sedikit ke goa, cahayanya mulai remang-remang. Ada stalagtit mirip alat kelamin pria, yang menurut mitos, kaum pria yang memegangnya bisa makin perkasa. Itu sebabnya, warga menamainya batu perkasa.

Terus masuk ke goa yang kian gelap, ada puluhan stalagmit berukuran mini yang meneteskan air, namanya air mutiara. Warga setempat percaya, perempuan yang membasuh wajahnya dengan air tersebut bakal awet muda dan tambah cantik.

Di bagian tengah goa yang gelap gulita, terdapat stalagmit berukuran raksasa yang menghujam ke bawah menuju dasar sungai. Diameternya sekitar empat meter. Menurut pemandu kami, ini merupakan stalagmit terbesar keempat di dunia dan masih aktif. Ada pula sokoguru atau cagak gunung, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Jalur ini menyisakan celah yang bisa dilalui satu orang saja secara bergantian.

Itulah sebagian keunikan dan keindahan stalagmit dan stalagtit Goa Pindul, yang jaraknya 350 meter. Dan menuju akhir penelusuran atau setelah sekira perjalanan 45 menit, Anda akan diperlihatkan sebuah lubang menganga yang menjadi jalan masuknya sinar mentari. Pantulannya di air sungguh menghadirkan pesona mengagumkan. Pemandu pun memersilakan kami untuk berenang dan lompat dari bebatuan di sekitarnya. Area ini tergolong aman karena kedalamannya lebih dangkal daripada area Goa Pindul lainnya, yang mencapai empat hingga 10 meter.

Perjalanan pun berakhir di sebuah dam yang menurut pemandu kami ditutup sementara waktu. Airnya yang dalam tersirat dari warnanya yang kehijauan.

Usai menelusuri Goa Pindul, kami lekas mengganti baju dan alas kaki lalu menyantap semangkok bakso di warung dekat sekretariat. Kehangatannya segera mengalir ke seluruh tubuh yang mulai kedinginan. Sungguh nikmat!.

Ada pula Goa Glatik


Di dekat Goa Pindul, ada Goa Glatik yang merupakan goa kering. Jadi, Anda harus memakai baju khusus caving, helm, dan sepatu karet.

Perlu tenaga ekstra untuk menyusuri goa ini sebab Anda harus melewati lorong sempit sepanjang 10 meter dengan merangkak. Keindahan stalagmit dan stalagtit di Goa Glatik tak kalah dengan Goa Pindul.


sumber

0 komentar:

Posting Komentar