No pain, no gain. Prinsip banyak hal yang
menyiratkan, tak ada kesenangan tanpa perjuangan. Prinsip yang sama
rasanya tepat untuk menggambarkan sensasi berwisata ke Goa Pindul di
Desa Bejiharjo, Yogyakarta.
Perjalanan ke Goa Pindul membutuhkan
waktu sekira dua jam dengan mobil. Perjalanannya bukan lurus saja, tapi
berkelok-kelok karena goa ini terletak di Dusun Gelaran Satu, Bejiharjo,
Wonosari.
Goa Pindul adalah tempat wisata yang tidak biasa
karena menawarkan pengalaman menikmati keindahan stalagmit dan stalagtit
dengan cara cave tubing, yakni menyusuri goa dengan menumpang ban karet
yang dihanyutkan. Objek wisata yang dibuka pada 2010 ini merupakan
aliran sungai dari mata air Gedong Tujuh yang tidak pernah kering,
sekalipun di musim kemarau.
Sebelum memulai penelusuran, Anda
harus mendaftar dahulu di Sekretariat Desa Wisata Bejiharjo (Dewa Bejo).
Di dekat pintu sekretariat terpampang puluhan foto wisatawan yang
pernah datang. Terselip foto Menteri BUMN Dahlan Iskan, saat cave tubing
di goa ini beberapa bulan lalu. Anda cukup membayar Rp30 ribu untuk
merasakan pengalaman cave tubing di Goa Pindul, sudah termasuk ban
karet, jaket pelampung, dan sepatu karet.
Bila Anda tidak
membawa baju ganti, ada Koperasi Dewa Bejo yang menjual kebutuhan, mulai
dari celana legging, celana pendek, kaos, celana dalam, kaos kaki, dan
sebagainya, untuk pria dan wanita. Bila sudah berganti baju, Anda akan
diajak menuju titik awal penelusuran, yang bisa ditempuh dengan berjalan
kaki sekira lima menit. Bawa juga ban karet yang akan Anda gunakan.
Sebelum
memulai penelusuran, pemandu tur memberikan pengarahan mengenai cave
tubing. Bila ingin bertanya lebih lanjut, sang pemandu yang memang
berasal dari daerah setempat pasti akan mampu menjawabnya.
Satu
per satu perahu karet mulai diturunkan. Nyes! Dinginnya air mulai
menyentuh tubuh bagian bawah. Wisatawan akan dibagi dalam beberapa
kelompok, masing-masing terdiri dari lima orang sementara pemandu berada
di depan sambil memegang senter untuk menjelaskan pemandangan dalam
goa.
Di mulut gua, keindahan stalagmit Goa Pindul yang merupakan
singkatan dari “pipi kebendhul (terbentur)” mulai tampak. Masing-masing
memiliki nama berbeda sesuai ciri khasnya. Ada stalagmit yang bila
dipukul mengeluarkan bunyi instrumen gamelan, hingga dinamakan batu
gamelan. Bila mendongak ke atas, tampaklah kelelawar.
Masuk
sedikit ke goa, cahayanya mulai remang-remang. Ada stalagtit mirip alat
kelamin pria, yang menurut mitos, kaum pria yang memegangnya bisa makin
perkasa. Itu sebabnya, warga menamainya batu perkasa.
Terus masuk
ke goa yang kian gelap, ada puluhan stalagmit berukuran mini yang
meneteskan air, namanya air mutiara. Warga setempat percaya, perempuan
yang membasuh wajahnya dengan air tersebut bakal awet muda dan tambah
cantik.
Di bagian tengah goa yang gelap gulita, terdapat
stalagmit berukuran raksasa yang menghujam ke bawah menuju dasar sungai.
Diameternya sekitar empat meter. Menurut pemandu kami, ini merupakan
stalagmit terbesar keempat di dunia dan masih aktif. Ada pula sokoguru
atau cagak gunung, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Jalur ini
menyisakan celah yang bisa dilalui satu orang saja secara bergantian.
Itulah
sebagian keunikan dan keindahan stalagmit dan stalagtit Goa Pindul,
yang jaraknya 350 meter. Dan menuju akhir penelusuran atau setelah
sekira perjalanan 45 menit, Anda akan diperlihatkan sebuah lubang
menganga yang menjadi jalan masuknya sinar mentari. Pantulannya di air
sungguh menghadirkan pesona mengagumkan. Pemandu pun memersilakan kami
untuk berenang dan lompat dari bebatuan di sekitarnya. Area ini
tergolong aman karena kedalamannya lebih dangkal daripada area Goa
Pindul lainnya, yang mencapai empat hingga 10 meter.
Perjalanan
pun berakhir di sebuah dam yang menurut pemandu kami ditutup sementara
waktu. Airnya yang dalam tersirat dari warnanya yang kehijauan.
Usai
menelusuri Goa Pindul, kami lekas mengganti baju dan alas kaki lalu
menyantap semangkok bakso di warung dekat sekretariat. Kehangatannya
segera mengalir ke seluruh tubuh yang mulai kedinginan. Sungguh nikmat!.
Ada pula Goa Glatik
Di
dekat Goa Pindul, ada Goa Glatik yang merupakan goa kering. Jadi, Anda
harus memakai baju khusus caving, helm, dan sepatu karet.
Perlu
tenaga ekstra untuk menyusuri goa ini sebab Anda harus melewati lorong
sempit sepanjang 10 meter dengan merangkak. Keindahan stalagmit dan
stalagtit di Goa Glatik tak kalah dengan Goa Pindul.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar