Gabungan adat dari berbagai daerah di Indonesia melakukan ritual ngertakeun bumi lamba di Tangkuban Parahu, Jawa Barat. Ritual tahunan ini diyakini sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta.
Perwakilan adat Nusantara, seperti suku Baduy, Dayak, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur menggelar ritual ngertakeun bumi lamba di
kawah Ratu-Kawah Upas, Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat. Aroma bau asap menyan ditiup hembusan angin di sekitar area
ritual ngertakeun bumi lamba dan perwakilan adat duduk bersila memersiapkan ritual dengan membakar menyan oleh tetua dari Kanekes.
Ritual
menyajikan berbagai macam bahan persembahan, seperti makanan dan
buah-buahan. Suasana ritual menjadi lebih hikmat diiringi musik
Karinding dan alunan Rajah oleh Jaro Rajah.
Tidak sampai di sana, lantunan bunyi angklung yang mengelilingi area ritual ngertakeun bumi lamba.
Dipilihnya Kawah Ratu-Kawah Upas, Tangkuban Parahu dikarenakan Kawah
Ratu-Kawah Upas, Tangkuban Parahu, merupakan tempat yang sakral.
"Ritual ngertakeun bumi lamba merupakan
bentuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa manusia harus
menghormati, merawat, dan memelihara Bumi dengan baik," kata Gingin Jaro
Rajah, salah satu tokoh adat, di Jawa Barat, baru-baru ini.
Sebagai penutup ritual ngertakeun bumi lamba,
terdapat lantunan musik Karinding. Alunannya membangkitkan jiwa peserta
larut dalam tarian-tarian dan gerakan yang penuh arti, yakni tarian
spiritual.
0 komentar:
Posting Komentar