banner ads banner ads banner ads banner ads

Rabu, 18 Juli 2012

8 Hal Terbodoh Soal Seks Yang Dipercaya Pria

Sebagian pria berpikiran kalau semua wanita mengenakan pembalut setiap hari. Teman wanita yang lain lagi bersikeras kalau pria tidak bisa klimaks lewat blowjob.

Luar biasa, kan? Tapi ini memang tidak bisa dihindari. Karena kalau ingin mengerti apa yang bikin lawan jenis puas di ranjang...semua orang tetap sedikit clueless. Jadi, baca dulu artikel ini untuk meluruskan semua yang salah. Inilah 8 hal ‘bodoh’ yang pria percaya soal seks.

Semakin lama pria bisa ‘bermain’, wanita semakin puas

Ada wanita yang sangat menggemari quickie. Bagi mereka, seks diibaratkan bak lari sprint, bukan maraton. Sayangnya pria tak selalu berpikir begitu. ‘Banyak dari kaum Adam berpikiran kalau penetrasi berlangsung lama, Anda akan semakin terangsang,’ kata Val Sampson, penulis The Real Sex Kitten’s Handbook. “Padahal, hanya beberapa centi dari ujung mulut vagina yang sebenarnya sensitif. Gerakan ‘melingkar’ di ujung justru lebih efektif daripada ‘memasukan’ puluhan kali.’

Wanita tidak mau ‘meaningless sex’
Banyak pria berpikir kalau untuk mencapai orgasme, Anda butuh scented candle dan alunan lagu romantis. “Kadang saya merasa bersalah kalau melakukan quickie dengan posisi doggie style...” kata Thomas, 26 tahun. “Saya selalu berpikir kalau pasangan lebih suka atmosfer romantis.’ Oke, Thomas adalah pria yang sangat sweet. Tapi sebenarnya, romansa adalah bagian dari variasi. “Kalau Anda setiap malam makan hidangan gourmet, lama-lama Anda juga rindu makan sandwich,” kata Val.

Apa pun yang perlu dipelajari tentang seks, ada di film porno

“Masalahnya,” kata Val, “film porno adalah bala bantuan bagi pria untuk bermasturbasi, sementara bagi wanita, kemungkinan untuk langsung terangsang saat film dimulai...aduh, rasanya tidak mungkin.

Wanita butuh 20 menit untuk benar-benar aroused.” Porn film juga mengajarkan kalau great sex berarti penetrasi dengan kencang, padahal yang Anda butuhkan dengan kelembutan. “Gerakkan tangannya ke seluruh bagian tubuh Anda. Karena menurut Ian Kerner PhD, penulis She Comes First, gerakkan ‘mengelus’ ini akan membangun koneksi emosional yang erat antar pasangan.

Kalau Mr. Happy tidak bisa ‘bangun’, hubungan langsung berantakan

Cerita satu pria pada Cosmo, “Saya tidak sukses ‘bangun’ saat bercinta dengan wanita paling cantik yang pernah saya temui. Saya sangat malu.” Beberapa hari kemudian, wanita tersebut menelepon dan bertanya kenapa ia menghilang. Setelahnya, ia selalu bisa ‘bangun’ ketika mereka bercinta.

“Ego dan libido pria bergerak bersamaan,” kata Val, “bahkan pria paling arogan sekalipun bisa minder ketika menghadapi ‘kegagalan’ ini.” Masalah ereksi bisa disebabkan banyak hal – dimulai dari stres, hingga baru saja menenggak obat flu. “Jangan dinilai terlalu serius,” tutur Val, “kejadian ini tidak berarti ia tidak menganggap Anda hot.” Ketika pasangan kehilangan ereksi, katakan betapa Anda menyukai foreplay, dan pancing ia dengan ciuman bibir. Kepercayaan dirinya akan segera kembali.

Oral = kecepatan lidah
Kata Markus, 27 tahun, “Saya dulu berpikir kalau lidah saya harus ‘menari tango’ di atas klitoris. Sampai suatu saat, saya merasa lelah dan mulai mencoba teknik pelan. She went crazy!” Setiap orang suka teknik yang berbeda-beda, dan yang sukses untuk satu orang, belum tentu sukses untuk orang lainnya.

“Men don’t make noise!”
Pria tidak ingin terlihat out-of-control di atas ranjang. Makanya jangan heran kalau Anda sudah mendesah seliar porn star, si dia cuma ooh-ahh-ohh lima menit sekali. “Ah, orang berasumsi kalau hanya wanita yang ‘berisik’ saat seks sementara pria malu untuk bersuara,’ kata Ian, “padahal, semakin keras pria bersuara saat bercinta, tandanya ia semakin menikmatinya.” Kalau pasangan Anda terlampau pendiam, coba tanyakan, ‘Enak tidak, sayang?’ dan tunjukkan kalau Anda tidak takut untuk moan dan groan.

Wanita mau dipeluk usai seks, selama mungkin
Eit, ini tidak benar kan, ladies? “Setelah bercinta, wanita memang tetap merasa terangsang karena darah yang mengalir ke area Miss Cheerful saat seks, tetap tertinggal di area pelvis. Ini berarti mereka tetap ingin kontak fisik,” kata Val. Sementara pria bekerja lebih keras hingga mencapai klimaks, jadi tentu saja mereka merasa lebih lelah. Tapi wanita tidak butuh berjam-jam. Couple of minutes of conversation is enough for most women.

Seks harus menjadi seperti olimpiade
“Tips terbaik dari teman: jangan terlalu sering ganti posisi!” kata Jason, 29 tahun. “Semua studi menyimpulkan kalau wanita harus merasa relaks demi meraih orgasme,” tutur Ian, “jadi kalau memang posisi misionaris yang paling bisa membuat Anda ‘bergetar’ dahsyat, katakan saja padanya!

Bagaimana dengan wanita? Simak juga 8 hal 'bodoh' yang dipercaya wanita soal seks!

sumber

0 komentar:

Posting Komentar