Keyboard di berbagai peralatan yang punya fungsi
untuk membuat teks, kini menganut aliran QWERTY. Nama ini diambil
berdasar urutan huruf pada barisan pertama keyboard yang terdiri dari
huruf Q, W, E, R, T, dan Y. Susunan huruf seperti ini sangat memudahkan,
dan ternyata ditemukan melalui penelitian yang tidak sederhana.
Sebelum menggunakan urutan tersebut,
Christopher Sholes, sebagai orang yang pertama kali membuat keyboard,
menyusun hurufnya berdasar urutan alfabet. Barisan pertama keyboard
buatannya berurutan A, B, C, D, dan seterusnya hingga huruf Z.
Mulai tahun 1868, keyboard alfabetik ini
kemudian diujicobakan dalam mesin ketik. Christopher sekaligus juga
menjadi penemu mesin ketik. Apa hasilnya? Ternyata urutan seperti itu
menghasilkan banyak sekali salah ketik. Kesalahan ketik bertambah banyak
saat orang yang menggunakannya melakukan pengetikan dengan kecepatan
tinggi.
Christopher pun lantas menelusuri asal mula
banyaknya kesalahan itu. Dia mencoba membaca teks di banyak buku satu
per satu dan menghitung huruf-huruf yang paling sering berpasangan dalam
berbagai kata. Dia dibantu oleh seorang pendidik bernama Amos Densmore.
Dari studi ini dia menemukan angka-angka frekuensi huruf yang digunakan
secara berpasangan dalam kebanyakan naskah.
Hasil studi ini, menurut artikel yang
termuat di ideafinder.com lantas mengilhami Christopeher untuk
mengembangkan temuannya supaya bisa digunakan dengan kesalahan ketik
yang sangat minimal. Maka dibuatlah susunan huruf QWERTY untuk
memudahkan para pengguna keyboard. Susunan ini memang tidak bisa
sepenuhnya menghilangkan kesalahan ketik, tapi bisa mengurangi secara
signifikan kesalahan tersebut.
Pada tahun 1878 dia mendapatkan paten untuk
penemuan keyboard QWERTY yang terus digunakan sampai saat ini. Dia pun
memastikan bahwa keyboard temuannya itu telah diuji secara saintifik dan
terbukti menambah kecepatan serta mengurangi kesalahan pengetikan. Di
masa-masa berikutnya, keyboard dengan urutan huruf seperti ini digunakan
sangat luas.
Setelah ditemukan QWERTY, pria kelahiran
Mooresburg 14 Februari 1819 ini lantas membuat studi tentang kecepatan
mengetik kalimat. Berdasar studinya, dengan QWERTY, orang bisa mengetik
hingga 40 kata bahasa Inggris dalam satu menit. Bahkan mereka yang
sangat mahir, bisa mengetik hingga 90 kata dalam satu menit.
Christoper meninggal dunia pada 17 Februari
1890 di Milwaukee, Wisconsin. Saat itu memang keyboard QWERTY belum
digunakan sepopuler sekarang. Namun, saat dia meninggal, penggunaan
mesin ketik dengan keyboard tersebut telah meluas dan menghidupkan
budaya tulis-menulis.
Samuel L Clemens atau kemudian lebih
dikenal dengan nama Mark Twain, adalah termasuk pengarang yang sangat
terbantu dengan temuan itu. Boleh jadi, dia menjadi pengarang pertama di
dunia ini yang mengirim naskahnya ke penerbit dalam bentuk naskah
ketikan.